— Sekjen PBB menyerukan dua pihak yang bersengketa di
Israel dan Palestina segera menggelar gencatan senjata setelah serangan
berbalasan dari kedua pihak memasuki hari keenam, Senin (19/11/2012)
ini.
Sekjen Ban Ki-moon mengatakan akan berangkat ke Kairo,
Mesir, untuk turut mengambil peran dalam upaya mewujudkan gencatan
senjata.
Hari Minggu kemarin adalah hari terburuk sepanjang
sepekan serangan Israel ke Palestina, sedikitnya 26 orang tewas,
termasuk keluarga seorang polisi Gaza, Mohamed Dalou, yang tewas bersama
delapan anggota keluarganya akibat serangan bom udara Israel.
Ban
mengatakan, dia sangat sedih mendengar berita kematian keluarga Dalou
serta warga Palestina lainnya. Selain itu, ia juga merasa khawatir atas
berlanjutnya serangan roket dari Gaza ke sejumlah kota di Israel.
Tentara
Israel mengatakan, sasaran mereka adalah militan Hamas yang pada Kamis
(15/11/2012) lalu menewaskan tiga warganya, sementara hingga hari ini
sedikitnya sudah 70 warga Palestina tewas akibat gempuran udara dan laut
militer Israel.
Bekerja sama
Perdana
Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu mengatakan siap memperluas
operasi serangannya ke Palestina dan telah mengantongi izin mengirim
tentara cadangan sebanyak 75.000 orang.
Rencana ini dikecam oleh
berbagai negara, terutama dari Mesir yang berdekatan dengan Israel dan
Palestina. Presiden Mesir Mohammed Mursi mengatakan serangan pasukan
darat Israel akan membawa "dampak serius" dan Mesir tidak akan
menerimanya "begitu pula dunia merdeka lainnya".
Liga Arab yang
melakukan pertemuan darurat di Kairo hari Minggu menyatakan akan
mengirim sebuah delegasi sejumlah menteri luar negeri ke Gaza, Selasa
besok.
"(Kekerasan) ini harus berhenti," kata Sekjen Ban Ki-moon
dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Minggu larut malam (Senin pagi
WIB).
"Saya sangat mendorong agar para pihak bekerja sama dengan
upaya yang dijalin Mesir untuk mencapai gencatan senjata sesegera
mungkin."
Sayap militer Hamas bersumpah akan membalaskan kematian
keluarga Dalou, sementara menurut seorang juru bicara militer Israel,
sasaran tembakan mereka sebenarnya adalah Yehiya Rabiah, kepala unit
penyerang roket Hamas, tetapi serangan meleset sehingga jatuh "korban
sipil".
Koran Haaretz yang terbit di Israel mengutip
pernyataan seorang pejabat militer setempat menyebut serangan itu gagal
mengenai sasaran dan malah menghancurkan bangunan sekitarnya karena
"kesalahan teknis".
Lembaga amal Save the Children mengatakan
keluarga warga Gaza kehabisan air dan makanan, sebagian besar
terperangkap di dalam rumah mereka dan mengalami pemadaman listrik
hingga 18 jam sehari.
Senin, 19 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar