Rabu, 09 Januari 2013

0 Bambang pamungkas

Bambang Pamungkas yang sudah berusia 32 tahun, mulai menatap karier pelatih. Sebelum akhirnya gantung sepatu, Bepe mencoba sedikit bernostalgia tentang masa lalunya, juga menatap masa depannya. Di hadapan para wartawan beserta pebola muda yang ikut dalam turnamen Liga Kompas Gramedia (LKG) U-14, Minggu (6/1) di Lapangan C Senayan, kisah itu pun dibeberkan. Berikut wawancara dengan Bepe, sapaan akrabnya.

Kamu didapuk menjadi brand ambassdor LKG U-14. Apa arti status itu buat Anda?

"Aku selalu menikmati jika membicarakan pembinaan usia muda. Aku pernah merasakan mimpi yang sama seperti pemain di LKG saat ini. Semoga dengan kehadiranku, pemain-pemain di LKG bisa mewujudkan mimpinya menjadi pebola profesional. Ketika mereka mencapai hal itu, aku akan sangat bahagia."

Bagaimana kamu melihat sepak bola dari kacamata saat ini. Masihkah memiliki hasrat yang sama seperti ketika pertama kali menjadi pemain profesional?

"Jujur saja, aku lebih menikmati bermain sepak bola 10 hingga 15 tahun yang lalu. Karena dulu aku melakukannya atas dasar hobi. Jadi, aku semangat berlatih dan ingin tahu segala hal. Sekarang berbeda. Tidak terlalu menyenangkan. Pasalnya saat ini semua yang ingin diketahui sudah aku dapatkan jawabannya."

Usiamu sudah 32 tahun. Masa pensiun sudah di depan mata. Apa rencanamu ketika tak lagi menjadi pesepak bola?

"Aku ingin menjadi pelatih. Keinginan terbesar tentu menjadi pelatih timnas. Ketika saat itu tiba, aku ingin mempersembahkan gelar juara. Ini sebagai bentuk kekesalan aku karena ketika masih bermain, aku tak pernah juara bersama timnas."

Menjadi pelatih timnas tidaklah gampang. Apalagi di Indonesia. Gagal sedikit, peluang dipecat sangat besar. Apakah kamu menyadari hal itu?

"Tentu. Aku sudah menyadari hal itu sejak lama. Bayangkan saja, dari 13 tahun kebersamaanku di timnas, sudah 10 kali kursi pelatih berganti. Bandingkan dengan Singapura. Sejak 2003, pelatihnya tak pernah ganti, terus dipegang oleh Radjoko Avramovic. Fenomena di Indonesia tidaklah bagus. Pelatih harus diberi kepercayaan. Pelatih butuh kepercayaan dan proses hingga mencapai prestasi." (Hilman/Soccer)

0 komentar:

Posting Komentar

 

cinta terakhir Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates